0
Akhir-akhir ini banyak diskusi di media tentang keharusan akan kenaikan BBM ( Bahan Bakar Minyak) karena katanya untuk nambal subsidi yang akan habis atau malah sudah habis. Kata subsidi artinya bentuk pembayaran sebagian kecil atau lebih dari satu pihak kepada pihak lain(wikipedia.org/wiki/SubsidiCached), dalam hal BBM ini dari pemerintah ke pihak produsen yang diwakili Pertamina.

Subsidi inilah yang kurang jelas, dalam bentuk tunai atau pindah buku atau apa? Pertama, Pertamina itu milik Negara, Pemerintah RI itu yang ngelola negara, Minyak dari perut bumi dikuasai negara...Kedua Baca juga laporan Kinerja Pertamina Terus Meningkat, Setoran Dividen dan Pajak Capai Rp66,11 triliun ( http://www.pertamina.com/NewsPageDetail.aspx?id=758&act=NewsRelease.aspx ). Nah dari dua hal tersebut menimbulkan pertanyaan, Pemerintah bilang subsidi akan dihapus atau dikurangi tapi Pemerintah melalui Pertamina yand nota bene BUMN alias Badan Usaha Milik Negara  juga untung besar. Dan Indonesia adalah pengekspor Minyak yang tergabung dalam OPEC ( organisasi pengekspor minyak dunia)

Berharap Pemerintah ngak lupa, Rakyat ini kalo mau bensin itu BELI, baik di Pompa Bensin atau pengecer. Liberalisasi bidang BBM juga telah menghadirkan pilihan SPBU swasta asing dengan pilihan jenis kwaltas BBM yang beragam. Rakyat juga paham ada rupa ada harga, Coba aja tanya yang naik Ninin 250 atau Motor Baru merek kuartet Jepang atau Bikers mampu , pasti beli BBM yang terbaik kualitasnya buat tunggangannya, begitu pula pemilik  mobil pribadi.



Motor dan Angkutan Umum Rp 4500  , Kendaraan Pelat Hitam Rp 6500 . dari yang ana baca di media. Dari rencana dua harga yang berbeda untuk satu jenis barang yang sama, pasti akan timbul penyelewengan/ penyalahgunaan, peluang bisnis, maling , distorsi atau apalah namanya. Belum resmi naik aja BBM mulai menghilang apalagi resmi naik ada  dua harga.....Hilang beneran.

Populasi motor yang meningkat tahun ke tahun juga  menyumbang kenaikan  konsumsi BBM, dan bila BBM ini naik pasti populasi jumlah motor pun akan meningkat karena berbagai alasan, mulai dari penghematan, kecepatan, mobilitas dll.

Banyak cara untuk ngurangin niat rakyat naik kendaraan pribadi, pertama Angkutan umum yang layak dan terjangkau, Gunakan moda transportasi yang massal dan mengunakan enerji alternatif kaya KRL atau busway yang pake Gas, Hapus pengunaan angkutan kota yang berkapasitas kecil dengan bus yang berbahan bakar alternatif, Bangun kesadaran rakyat dengan model VanPOOL alias nebeng temen satu perjalanan tapi ikut bayar bensin gitu, Bangun sarana telekomunikasi yang handal dan murah di sekitar permukiman sehingga banyak orang  mulai berkantor / berbisnis dari rumah, naik sepeda atau bike to work , ,,...,tanya para pakar dah , pasti ada 1001 jalan. Pertanyaannya ...sudahkah pemerintah berbuat maksimal dalam penghematan BBM melalui berbagai kebijakannya.

Nah tergantung Kabinet aja , mau naikin silahkan, mau  bikin dua harga silahkan.......tapi sanggup ngak nanggung ongkos sosialnya belom lagi pengawasannya....masak mau nurunin Tentara cuma buat jaga SPBU...(mendingan sekalian ngawur dengan  menempatkan wanita yang bak model, yang manis dan Se*** di pompa mahalan dan pake tulisan gede HANYA BUAT YANG TIDAK M****** di pompa yang murahan).........Moga-moga aja yang ngambil keputusan bakal bijak mutusinya...............

Post a Comment

 
Top
close